Pelita Jaya FC sempat menjadi juara Galatama empat kali dalam enam tahun terakhir kompetisi tersebut sebelum Galatama dileburkan pada tahun 1994 untuk membentuk Liga Indonesia bersama kompetisi Perserikatan. Di Liga Indonesia, Pelita tidak pernah lagi menyamai keberhasilan seperti pada masa-masa Galatama walaupun pernah menghadirkan pemain-pemain asing seperti Mario Kempes, Roger Milla, and Maboang Kessack. Sejak menembus babak 12 Besar pada kompetisi tahun 1994/95, prestasi terbaik Pelita adalah babak 8 Besar pada tahun 2000.
Sejak musim 2007 klub ini kembali ke Divisi Utama Liga Indonesia setelah terlempar ke Divisi Satu pada akhir musim 2005. Musim kompetisi 2007 hingga 2010 manajer tim adalah Rahim Soekasah dan dilatih oleh Fandi Ahmad.
Musim Kompetisi ISL 2010-2011, Manajer tim adalah Lalu Mara Satria Wangsa dan dilatih oleh Misha Radovic. Dan di musim 2011-2012 Coach Misha Radovic di ganti sementara oleh Asisten Pelatih Djajang Nurjaman dan dilanjutkan oleh Rahmad Darmawan. Pada musim tersebut Pelita memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, namun beralamatkan Kecamatan Sawangan di Depok).
Pada tahun 2012, Ari D. Sutedi, pemilik 65% saham Bandung Raya, mengakuisisi seluruh saham Pelita Jaya FC dan mengganti namanya menjadi Pelita Bandung Raya. Bandung Raya sendiri tetap merupakan sebuah tim terpisah yang pada saat itu berlaga di Divisi Dua.[1]
Nama
Pelita Bandung Raya sempat beberapa kali berganti nama:
- Pelita Mastrans (1997; mencantumkan pemilik saham utama masyarakat transportasi
- Pelita Bakrie (1998-1999; mencantumkan nama pemilik saham mayoritas Pelita
- Pelita Solo (2000-2002; markas di Stadion Manahan, Solo)
- Pelita Krakatau Steel (2002-2006)
- Pelita Jaya Purwakarta (2006-2007)
- Pelita Jabar (2008-2009) markas di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung
- Pelita Jaya FC Karawang (2010-2012) markas di Stadion Singaperbangsa, Karawang
- Pelita Bandung Raya (sejak 2012) markas di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung
No comments:
Post a Comment